Monday, June 27, 2016

Cookies

BY ana IN , 1 comment



I bet you have ever watch Sesame Street in television. It's funny and entertaining for a kid, no? In this program, there are a lot of funny yet adorable character like the pig, the frog, and the others. I never paid attention to a special character when I watch this as a kid. But when I grew up and taking my higher education in university, I just realized one thing: The Cookie Monster is quite cute and cool.

With its blue fur and his awkward movements, he looks really adorable. Not to mention his job as a (doll) entertainer and his hobbies for life: eating cookies. He live by eating cookies, earn money by eating them in front of camera, and known  with a nickname that represent what he likes the most. How could life go wrong for him? 

That time, I disappointed with my life. Why is there are no jobs as a cookie eater in the world that I live in? T_T

ODOP-inthedayIlostcounts

Saturday, June 25, 2016

Pain

BY ana IN , No comments



Love hurts/But sometimes its a good hurt/Cause it feel like I'm alive../

Those are a snippet view from Incubus's song lyric, Love Hurt. At a glance, those lines feels a little bit masochistic, no? How could you say that a pain causes by love would be feel so good? Well, it might seems hard to understand, but it's true. Pain are good for you.

Life is beautiful. Life is a bless, especially if you are born in a good family. As a child, world is a big playground full of adventurous journey to explored. But we are forced to get old, and life doesn't seem so easy anymore. We have to fight, compete, and likely to fall many times to stand on our feet today. Life is such a pain.

But it's a good pain, anyway. You are ready to fight harder, because of the failures you've experienced. You are ready to learn more, because of your desire for not to fall behind. And thus, you are ready to love more because of the heartbreak, the desire to preserve things you love the most, to keep them for not feeling the pain you've ever tasted.



ODOP-Day 3

Thursday, June 23, 2016

Socializing

BY ana IN , No comments


We live in the era that  socializing over smartphone are more common than open a conversation with a stranger in front of us. You can say that the world is quieter from people's speaking sound, though louder and noisier in written status and comments on social media. So, from a large number of friends we have on our social media, does this make people transform to a social butterflies? When you can say anything, anytime, to anyone (anonymously), do you think you are socializing enough?

Sadly, no. One real indicator to measure if a person is in a good relationship with someone is by feeling the silence between them. Yes, it's not by measure the qualities of the conversation, but it's the opposite. Maybe you can discuss, listen, or even argue with your partner, but it doesn't make you good at socializing. The real thing is begin when you two are quiet, playing with silence and enjoy the moment without hesitation to do anything more or less than that. This is what makes you a good socializer.

The stranger beside you can be asking some weird question seconds later, or even just stares you with a smile. But if you can stand the silence, you are ok. If you don't feel burdened by the quiet moment, not checking you phone or thinking some cheesy chit-chat to break the silence, you are a good socializer, who can connect with people loudly or silently.


ODOP-Day 2

Wednesday, June 22, 2016

Favorite Books

BY ana IN , No comments



When talking about books, most of the books that I love so much was novel with psychological twist inside and the historical one. Take a look at "Harimau-harimau" by Mochtar Lubis, "Ziarah" by Iwan Simatupang, and "The Outsider" by Albert Camus. At first sight, these novels sometimes was seen as crazy works, but when you read it, you can feel the wisdom thoughts of life, death, and the meaning of human itself. You can laugh at yourself when you are agreed from writer's dark humor, yet you can be in a love-hate relationship with the writer's statement about life.

From the historical section, I am fond of Tetralogi Buru by P.A.T and works of Ken Follet. Writing a history can be very tricky, with traps like choosing the right angles and sides which can make the result quite tendentious (and trashy). But those two writers are clever; P.A.T. writing about marginal groups and Follet are taking both sides angles so they can avoid of being so tendentious. Besides their capability of making such a good and meaningful storyline, those skill are one thing that makes their novels great.


ODOP-Day 1

Tuesday, June 21, 2016

Sehari Satu Paragraf

BY ana IN No comments

Di masa ketika sosial media menjadi raja, mudah sekali kita mengetahui tren yang sedang berlangsung di sebuah kelompok sekalipun kita bukan bagian dari mereka. Sebut saja ODOJ. Akronim dari One Day One Juz ini merupakan sebuah gerakan dan ajakan untuk para muslim untuk membaca Al-quran dengan target tertentu. Satu Hari Satu Juz. Buat kebanyakan orang biasa (termasuk saya), baca Al-quran satu hari satu juz merupakan hal yang berat. Ada segudang alasan yang melatarbelakanginya, antara lain.. Ups, tidak, saya bukan ingin curhat tentang ODOJ. Doakan saja supaya saya mampu baca satu hari satu juz, meningkat dari bacaan sekarang yang meski setiap hari, jumlah dan pemahaman saya belum seberapa. One Day One Paragraph Seakan menjadi epigon tren muslim yang booming beberapa tahun yang lalu, salah seorang rekan di tempat kerja saya mencetuskan ide ketika kami sedang mengobrol. Ia merasa, setelah hampir setengah tahun les bahasa inggris di sebuah tempat ternama yang bayarannya juga lumayan, tidak ada perubahan yang berarti pada penambahan kosakatanya. Maklum, teman saya ini sebentar lagi menginjak usia 40, jadi sudah sulit menggunakan metode menghapal seperti anak-anak sekolah. Maka, senanglah ia ketika sang guru les mencetuskan ide untuk belajar kosakata dengan menulis. Teorinya, dengan sering meneggunakannya, sebuah kata akan lebih mudah diingat. Apalagi, menulis satu paragraf satu hari tidak terlalu membutuhkan banyak waktu seperti bila harus menghapal. Murid senang, tempat les pun senang karena tak harus kehilangan bayaran satu murid yang hamper keluar karena putus asa. Konsisten Tentu tantangan terberat yang harus dilalui para pembelajar adalah masalah konsistensi. Seperti halnya para penggiat One Day One Juz yang harus konsisten meluangkan waktu untuk membaca 10 lembar Al-Quran demi memenuhi target bacaan, menulis juga butuh kesinambungan niat. Bahkan jika tak ada ide, menulis harus dilakukan supaya tidak kehilangan pace. Karena saya tergoda untuk juga terjun dalam praktek pembelajaran bahasa inggris tanpa harusbayar uang les ini, saya juga harus konsisten untuk tak kembali ke jurang kemalasan dan kedunguan yang menular. Ada yang jual segentong konsistensi?

Wednesday, December 30, 2015

Waspadai 5 Ciri Investasi yang Menggunakan Skema Ponzi

BY ana No comments



Dengan semakin banyaknya orang yang sadar akan pentingnya investasi, makin banyak pula bentuk dan pilihan yang terlihat menggiurkan untuk melipatgandakan uang Anda. Banyak dari perusahaan ini yang memang baru saja berdiri karena memang bergerak di bidang-bidang baru seperti teknologi, tetapi banyak pula yang hanya memanfaatkan kurangnya informasi untuk memindahkan uang investor ke kantong pemilik invetasi bodong. Salam satu bentuk investasi yang patut diwaspadai adalah yang menggunakan skema Ponzi.

Skema Ponzi sendiri mendapatkan namanya dari seorang lelaki Italia bernama M Carlos Ponzi. Ia menemukan sebuah gagasan ‘investasi’ yang menjanjikan keuntungan 100% dalam waktu singkat. Kenyataannya, ‘investasi’ yang dijanjikannya hanyalah penipuan belaka. Meskipun kebohongan skema ini sudah terbongkar, masih banyak orang yang menggunakan cara ini untuk mendapatkan uang secara cepat. Berikut adalah empat ciri investasi yang menggunakan skema Ponzi.

1.       Menjajanikan keuntungan yang besar dalam waktu singkat

Jujur saja, tak pernah ada seorang pun investor yang menolak saat ditawari keuntungan yang berlipat ganda bukan? Baik investor baru maupun yang kawakan pasti mempunyai tujuan yang sama, lebih kaya. Iming-iming inilah yang menjadi senjata utama para fraud investor untuk menjaring ‘mangsa’nya. Dengan sedikit bumbu dan kelihaian menyusun kata-kata, iming-iming ini akan mengaburkan sikap jeli Anda untuk terlebih dahulu meneliti perusahaan investasi tersebut. SIkap berhati-hati inilah yang harus dibangun saat diprospek oleh marketing investasi.

Pada dasarnya, jarang sekali ada investasi yang bisa menjanjikan keuntungan yang besar dalam waktu singkat. Hal ini tentu tergantung dengan kondisi pasar saham dan perekonomian dunia yang sering sekali tidak stabil dan rentan terhadap perubahan. Investor yang tangguh adalah orang yang mampu bertahan di atas semua itu, serta tetap bersabar dengan terus mengambil langkah-langkah strategis ketika nilai investasinya tengah menurun. Jadi, jangan mudah tergiur dengan janji-janji manis yang bisa jadi justru merugikan di masa depan!

2.       Tidak Ada Informasi yang Jelas Mengenai Produk Investasi

Pada umumnya, Investasi yang menggunakan skema Ponzi hampir tidak memiliki produk untuk dijual karena sumber keuntungan mereka memang tidak tergantung pada hal itu. Kalaupun ada, produknya biasanya terkesan ‘asal jadi’ dengan harga selangit karena memang tidak dibuat untuk disebarluaskan ke masyarakat.  

Telitilah mengenai produk yang menjadi tumpuan sebuah perusahaan sebelum Anda menginvestasikan uang di dalamnya. Periksa kualitas, manfaat, dan hal-hal lain terkait strategi pemasarannya yang membuat produk tersebut memiliki kekuatan di tengah pesaingnya. Waspadai bila Anda menemukan kejanggalan dalam produk perusahaan investasi tersebut, dan agar lebih yakin, lakukan tes produk agar mendapat perbandingan antara penjelasan marketing investasi dan pengamatan langsung.




3.       Perusahaan investasi tidak terdaftar secara resmi di Bapepam

Dengan bentuk penipuan yang sudah jelas terkuak, sebuah perusahaan yang menggunakan sema Ponzi akan sangat kesulitan untuk mendaftarkan dirinya ke Bapapem (Badan Pengawas Pasar Modal). Tak adanya pembukuan keuangan yang jelas dan sah, serta deskripsi produk yang buruk menjadi faktor yang jelas akan menjegal perusahaan seperti ini mendapatkan lisensi dari Bapepam. Bila sudah jelas tak terdaftar, silakan langsung batalkan rencana Anda berinvestasi di perusahaan tersebut. Bila tetap nekat, tentu risiko mendulang keuntungan dan menuai kegagalan akan semakin besar.


4.       Member Get Member dengan Dana Awal yang Tinggi

Sejalan dengan tidak jelasnya deskripsi dan pemasaran produk, investasi berskema Ponzi akan menarik uang pendaftaran yang cukup banyak dari investor barunya. Mereka pun menyemangati para investor baru untuk mengajak sebanyak mungkin orang untuk bergabung dan ikut berinvestasi di perusahaan tersebut, dengan iming-iming fee/bonus investasi akan semakin besar bila bisa mengajak banyak orang untuk ikut berinvestasi dan membayar uang pendaftaran.

Inilah modus operandi invetasi berskema Ponzi. Uang member yang baru bergabung akan digunakan untuk membayar ‘hasil investasi’ member lama dan fee member yang merekutnya. Tak ada uang yang berfungsi sebagai modal dan digunakan untuk mengembangkan bisnis. Yang ada hanya mengembangkan jaringan dan mengumpulan uang untuk membayar ‘hasil investasi’ member lama dan ujungnya pasti akan selalu merugikan member baru.

5.       Menjerat Investor Baru dengan berbagai Acara Mewah

Para pelaku investasi Ponzi yang sudah mengetahui bagaimana bisnis ini bekerja biasanya hanya memiliki dua pilihan, berhenti atau melanjutkannya dengan sungguh-sungguh. Saat sudah mengetahui penipuan di balik cara kerja sistem ini, seorang investor yang terjebak harus merelakan uang yang sudah dibayarkannya untuk menghentikan penipuan pada orang lain demi mendapakan sedikit fee. Sebaliknya, ia pun juga bisa melanjutkannya dengan kembali menipu banyak orang agar menjadi investor, membayar uang pendaftaran, agar perekrut mendapat banyak fee.

Tentu saja hal ini tidaklah mudah. Maka, agar orang-orang percaya dan mengikuti ajakannya, seorang perekrut akan menyebarkan foto-foto ‘keberhasilan’ dan ‘kekayaannya’ berkat investasi tersebut dan mengadakan acara-acara mewah yang mengesankan berlimpahnya uang yang dimiliki oleh perusahaan dan investornya. Melihat serangan bertubi-tubi seperti itu, kewaspadaan seseorang untuk meneliti sebuah investasi bisa saja mengendur, lalu dengan sukarela membayar uang pendaftaran yang cukup besar demi mendapatkan imbalan yang berkali-lipat lebihnya.    


Demikian beberapa hal yang bisa Anda gunakan untuk mengidentifikasi sebuah investasi berskema Ponzi. Untuk menghindari jeratannya, intinya adalah jangan mudah tergiur dan teruslah menjaga kewaspadaan dan ketelitian sebelum memutuskan beinvestasi di satu tempat.  Dan bila menemukan investasi Ponzi, laporkanlah ke pihak berwenang, seperti OJK agar tak jatuh lebih banyak korban dari penipuan semacam ini.  



Tulisan di atas adalah artikel pesanan yang tidak jadi dipakai, 
jadi aku posting di sini daripada cuma mengendap di komputerku. 
Enjoy. 

Wednesday, April 30, 2014

bahasa

BY ana 1 comment

bahasa adalah sejarah yang penuh dengan cerita sesat, makna yang berkelok dan ambigu, rambu-rambu palsu.


-goenawan mohamad, tuhan dan hal-hal yang tak selesai, hlm. 91