Showing posts with label belajar. Show all posts
Showing posts with label belajar. Show all posts

Monday, June 27, 2016

Cookies

BY ana IN , 1 comment



I bet you have ever watch Sesame Street in television. It's funny and entertaining for a kid, no? In this program, there are a lot of funny yet adorable character like the pig, the frog, and the others. I never paid attention to a special character when I watch this as a kid. But when I grew up and taking my higher education in university, I just realized one thing: The Cookie Monster is quite cute and cool.

With its blue fur and his awkward movements, he looks really adorable. Not to mention his job as a (doll) entertainer and his hobbies for life: eating cookies. He live by eating cookies, earn money by eating them in front of camera, and known  with a nickname that represent what he likes the most. How could life go wrong for him? 

That time, I disappointed with my life. Why is there are no jobs as a cookie eater in the world that I live in? T_T

ODOP-inthedayIlostcounts

Saturday, June 25, 2016

Pain

BY ana IN , No comments



Love hurts/But sometimes its a good hurt/Cause it feel like I'm alive../

Those are a snippet view from Incubus's song lyric, Love Hurt. At a glance, those lines feels a little bit masochistic, no? How could you say that a pain causes by love would be feel so good? Well, it might seems hard to understand, but it's true. Pain are good for you.

Life is beautiful. Life is a bless, especially if you are born in a good family. As a child, world is a big playground full of adventurous journey to explored. But we are forced to get old, and life doesn't seem so easy anymore. We have to fight, compete, and likely to fall many times to stand on our feet today. Life is such a pain.

But it's a good pain, anyway. You are ready to fight harder, because of the failures you've experienced. You are ready to learn more, because of your desire for not to fall behind. And thus, you are ready to love more because of the heartbreak, the desire to preserve things you love the most, to keep them for not feeling the pain you've ever tasted.



ODOP-Day 3

Thursday, June 23, 2016

Socializing

BY ana IN , No comments


We live in the era that  socializing over smartphone are more common than open a conversation with a stranger in front of us. You can say that the world is quieter from people's speaking sound, though louder and noisier in written status and comments on social media. So, from a large number of friends we have on our social media, does this make people transform to a social butterflies? When you can say anything, anytime, to anyone (anonymously), do you think you are socializing enough?

Sadly, no. One real indicator to measure if a person is in a good relationship with someone is by feeling the silence between them. Yes, it's not by measure the qualities of the conversation, but it's the opposite. Maybe you can discuss, listen, or even argue with your partner, but it doesn't make you good at socializing. The real thing is begin when you two are quiet, playing with silence and enjoy the moment without hesitation to do anything more or less than that. This is what makes you a good socializer.

The stranger beside you can be asking some weird question seconds later, or even just stares you with a smile. But if you can stand the silence, you are ok. If you don't feel burdened by the quiet moment, not checking you phone or thinking some cheesy chit-chat to break the silence, you are a good socializer, who can connect with people loudly or silently.


ODOP-Day 2

Wednesday, June 22, 2016

Favorite Books

BY ana IN , No comments



When talking about books, most of the books that I love so much was novel with psychological twist inside and the historical one. Take a look at "Harimau-harimau" by Mochtar Lubis, "Ziarah" by Iwan Simatupang, and "The Outsider" by Albert Camus. At first sight, these novels sometimes was seen as crazy works, but when you read it, you can feel the wisdom thoughts of life, death, and the meaning of human itself. You can laugh at yourself when you are agreed from writer's dark humor, yet you can be in a love-hate relationship with the writer's statement about life.

From the historical section, I am fond of Tetralogi Buru by P.A.T and works of Ken Follet. Writing a history can be very tricky, with traps like choosing the right angles and sides which can make the result quite tendentious (and trashy). But those two writers are clever; P.A.T. writing about marginal groups and Follet are taking both sides angles so they can avoid of being so tendentious. Besides their capability of making such a good and meaningful storyline, those skill are one thing that makes their novels great.


ODOP-Day 1

Tuesday, June 21, 2016

Sehari Satu Paragraf

BY ana IN No comments

Di masa ketika sosial media menjadi raja, mudah sekali kita mengetahui tren yang sedang berlangsung di sebuah kelompok sekalipun kita bukan bagian dari mereka. Sebut saja ODOJ. Akronim dari One Day One Juz ini merupakan sebuah gerakan dan ajakan untuk para muslim untuk membaca Al-quran dengan target tertentu. Satu Hari Satu Juz. Buat kebanyakan orang biasa (termasuk saya), baca Al-quran satu hari satu juz merupakan hal yang berat. Ada segudang alasan yang melatarbelakanginya, antara lain.. Ups, tidak, saya bukan ingin curhat tentang ODOJ. Doakan saja supaya saya mampu baca satu hari satu juz, meningkat dari bacaan sekarang yang meski setiap hari, jumlah dan pemahaman saya belum seberapa. One Day One Paragraph Seakan menjadi epigon tren muslim yang booming beberapa tahun yang lalu, salah seorang rekan di tempat kerja saya mencetuskan ide ketika kami sedang mengobrol. Ia merasa, setelah hampir setengah tahun les bahasa inggris di sebuah tempat ternama yang bayarannya juga lumayan, tidak ada perubahan yang berarti pada penambahan kosakatanya. Maklum, teman saya ini sebentar lagi menginjak usia 40, jadi sudah sulit menggunakan metode menghapal seperti anak-anak sekolah. Maka, senanglah ia ketika sang guru les mencetuskan ide untuk belajar kosakata dengan menulis. Teorinya, dengan sering meneggunakannya, sebuah kata akan lebih mudah diingat. Apalagi, menulis satu paragraf satu hari tidak terlalu membutuhkan banyak waktu seperti bila harus menghapal. Murid senang, tempat les pun senang karena tak harus kehilangan bayaran satu murid yang hamper keluar karena putus asa. Konsisten Tentu tantangan terberat yang harus dilalui para pembelajar adalah masalah konsistensi. Seperti halnya para penggiat One Day One Juz yang harus konsisten meluangkan waktu untuk membaca 10 lembar Al-Quran demi memenuhi target bacaan, menulis juga butuh kesinambungan niat. Bahkan jika tak ada ide, menulis harus dilakukan supaya tidak kehilangan pace. Karena saya tergoda untuk juga terjun dalam praktek pembelajaran bahasa inggris tanpa harusbayar uang les ini, saya juga harus konsisten untuk tak kembali ke jurang kemalasan dan kedunguan yang menular. Ada yang jual segentong konsistensi?

Thursday, May 17, 2012

Dalam Bis

BY ana IN , 3 comments


Dalam Bis

langit di jendela kaca bergoyang
terarah ke mana wajah di kaca jendela
yang dahulu juga
mengecil dalam pesona

sabermula adalah kata
baru perjalanan dari kota ke kota
demikian cepat
kita pun terperanjat
waktu henti ia tiada…
-Sapardi Djoko Damono
           
            Puisi “Dalam Bis” ini diawali oleh baris yang bermakna ganda. Langit atau jendela kah yang bergoyang? Apakah langit yang ada di bumi kita bergoyang? Atau sekedar bayangan langit yang bergoyang? Atau hanya kaca jendela yang bergoyang seirama dengan lenggak-lenggok bis? Pertanyaan ini pun berlanjut pada larik selanjutnya terarah ke mana wajah di kaca jendela. Bila larik pertama menyiratkan bis yang sedang berjalan, maka larik kedua ini menggambarkan penumpangnya. Kekhasan Sapardi muncul pada larik ketiga bait pertama ini, kata dahulu. Waktu merupakan tema besar yang acap kali muncul pada puisi-puisi Sapardi. Berbagai kata yang berhubungan dengan waktu hampir selalu ada dan menegaskan kefanaan. Sang penumpang bis yang wajahnya tercermin dalam kaca jendela mengecil dalam pesona, tertelan oleh waktu yang terus berjalan dan berlalu.
            Bait kedua menggambarkan peristiwa awal dan akhir. Permulaan dari segalanya, hanya sebuah kata, seperti penciptaan dunia oleh Tuhan yang hanya perlu berkehendak untuk menciptakan alam semesta. Baru kemudian perjalanan kehidupan dimulai, dari sebuah tempat ke tempat lain, mencari pengalaman dan berkutat bersama waktu dari kota ke kota. Kehidupan di dunia terasa begitu cepat sehingga tak terasa ia berhenti. Kemudian manusia mati, lenyap dari dunia, tiada.
       Melalui puisi ini, Sapardi menggunakan metafora perjalanan di dalam bis untuk meenggambarkan kehidupan  manusia di bumi. Bermula dari sesuatu yang sederhana, dilanjutkan dengan guncangan dan waktu yang terus berjalan hingga kematian membawa kita kembali kepada ketiadaan. Waktu, kehidupan, manusia, dan religiusitas diracik Sapardi dengan kata-kata yang biasa dipakai menjadi sebuah puisi yang sarat dengan keindahan sastra dan makna yang dalam. Metafora yang dipakai terasa alami, tidak memaksa, dan indah. Karya-karya Sapardi seakan mengajak ppembacanya untuk merenung dan menemukan makna atas kehidupan itu sendiri, kehidupan masing-masing pembaca, dan kehidupan umum yang selalu terkait dengan waktu dan Tuhan. 


tugas kritik sastra
yang tak pernah ada

Wednesday, January 26, 2011

Ontbijtkoek pertama

BY ana IN , No comments

Maaf, maaf, maaf...

Padahal sambungan posting yang sebelumnya belum ditulis, tapi aku udah nulis posting baru dengan tema yang baru juga. Tapi masih tentang yang sama kok, yaitu cake! (ini ngeles, jelas banget ya?)

Dalam liburan januari ini, sebenarnya ku udah bikin beberapa buah kue yang rutin aku buat minimal 2 buah kue per minggu. Maunya sih laporan ke milis NCC (Natural Cooking Club) segala, tapi apa boleh buat, saya tidak punya kamera untuk mempublikasikan hasil karya (yang masih amburadul). Jadi, saya putuskan untuk tidak laporan sama sekali walaupun hampir semua resep yang saya coba merupakan hasil contekan dari milis tersebut. (kamera hanyalah alasaaaann... :p )

Terus terang hari ini saya tidak ada mood untuk membuat kue. Tapi karena merasa adanya suatu keharusan untuk menyalurkan hobi makan cake, maka dilakukan saja acara baking ini. Selain itu, kegiatan ini didukung oleh sanag bapak dengan cara memberi subsidi bahan baku cake (makasiah paakkk!!!). Akhirnya setelah cari2 resep dari internet maupun majalah Saji (punya kakak), pilihan jatuh kepada kue Ontbijtkoek yang resepnya ada di bonus tabloid Saji edisi ke 100.

Ontbijtkoek artinya adalah sarapan. Konon, kue ini adalah warisan kuliner dari negara Belanda, yang pernah menjelajah negeri Indonesia ini selama 350 tahun. Berikut resepnya:

Ontbijtkoek Keju

Bahan:
5 butir telur * 100 gram gula pasir * 25 gram gula merah disisir halus * 150 gram tepung terigu protein sedang * 2 sdt bumbu spekuk * 75 gram margarin, dilelehkan * 50 gram kenari, dicincang kasar * 50 gram keju cheddar parut untuk taburan

Cara membuat:
1. Kocok telur, gula pasir, dan gula merah hingga mengembang. Tambahkan tepung terigu dan bumbu spekuk sambil diayak dan diaduk rata.
2. Masukkan margarin leleh dan kenari sedikit-sedikit sambil diaduk perlahan.
Tuang di loyang 20cm, tinggi 7cm yang dioles margarin dan dialas kertas roti. Tabur keju cheddar parut.
3. Oven 15 menit dengan suhu 190 derajat Celcius. Turunkan suhunya hingga 180 derajat Celcius. Oven lagi 20 menit hingga matang.

Yang saya praktekan hari ini sangat berbeda dengan resep tersebut:
1. Tanya-tanya ibu, spekuk adalah bubuk kayumanis dan kebetulan di rumah tersedia. Namun, sepertinya udah kadaluarsa karena samar-samar di tulisan best beforenya, masih terlihat angka 08 yang hampir hilang. Kata ibuku, "pakai aja lah. baunya masih sama kok." Uh-oh semoga aman. (berdoa sepanjang inget)
2. Dengan entengnya, sang ibu memasukan pengembang adonan (SP)saat telur dan gula masih dikocok. "Emang di resep ga pake pengembang ya? Udahlah pake aja. Ngabisin."
3. Telur yang digunakan merupakan campuran dari 4 telur ayam dan 1 telur bebek.
4. Ga punya kenari!! jadi dilewatkan saja bagian yang itu.
5. Loyang yang kugunakan merupakan loyang untuk chiffon cake.
6. Ovenku oven tangkring, bukan oven listrik yang punya pengatur suhu. Jadi ga pake atur suhu segala.
7. Waktu pembakaran kira-kira 40-45 menit.

Hasilnya?

Not bad at all. Wangi kayumanisnya enaaakk banget. Teksturnya lembut dan rasanya ga terlalu manis. Satu resep ini sudah habis 75% dalam jangka waktu 3 jam. yang 25 persennya disisihkan untuk bapak dan kakak tertua yang belum pulang.

Itulah cerita Ontbijtkoek yang bukan untuk sarapan.

Sunday, January 9, 2011

brownie brownie brownies

BY ana IN , No comments

libur pergantian semester di tahun kedua kuliahku telah dimulai sejak tanggal 1 Januari 2011 lalu. Durasi libur ini adalah sebulan lebih sedikit.

Pada minggu pertama liburan, aku telah membuat 2 kue yang kukerjakan untuk eksperimen. Hanya eksperimen karena aku tak yakin akan jadi apa hasilnya (tentu saja kue, tapi bukan masalah itu). Sebisa kuingat, terakhir kali aku membuat kue adalah 2 tahun yang lalu. sebuah cheese cake untuk seorang teman. tidak, kue tersebut tidak beracun dan tidak dibuang ke tempat sampah.

hari Rabu (5 Jan 2011) aku membuat brownies ku yang pertama (bukan yang pertama dalam hidup). akhirnya tak begitu bagus walalupun tidak buruk juga. aku ingin mengambil gambar untuk dipamerkan, tapi karena telepon genggamku merupakan warisan jaman monoponik awal, warna di tampilannya saja sudah merupakan suatu anugrah. resep brownies ini kudapat dari milis NCC yang kuikuti melalui email Yahoo-ku. Tanpa basa-asam, berikut resepnya:

resep brownies panggang ekonomis

Bahan:
200gr terigu protein sedang
50gr coklat bubuk
1sdt baking powder
300gr telur (saya memakai 5 butir telur)
300gr gula pasir
1sdt emulsifier
200gr minyak sayur
1/4sdt garam
30ml susu cair (saya pakai susu kental tang dicairkan)

Cara:
Ayak sambil diaduk rata terigu, coklat bubuk, baking powder, sisihkan
Kocok telur, gula, emulsifier sampai mengembang, tambahkan campuran tepung yg sudah diayak.
Panaskan oven. Saya memakai oven tangkring yang berbentuk kotak itu lho.
Tambahkan minyak goreng, garam, susu, aduk rata
Tuang ke loyang. Saya memakai loyang tulban, tapi lebih baik jika anda memakai loyang brownies. Menurut sumber, bila memakai loyang brownies ukuran 30x10, bisa menjadi 3 loyang.
Panggang pada suhu 170 derajat (bila menggunakan oven listrik) selama 30 menit.
Lakukan tes tusuk. bila tidak ada lagi adonan yang menempel, berarti sidah matang. Jangan samapai gosong (overbaked), bila bagian tengah belum matang, kecilkan api dan panggang hingga semua bagian matang.

Hasilnya? enak. Namun teksturnya kurang pas untuk brownies. Dengan tekstur cake yang ringan, lebih tepat disebut bolu. Karena hal ini lah saya memutuskan untuk membuat eksperimen brownies kedua yang dilakukan hari sabtu (8 Januari 2011)

-bersambung-

Tuesday, September 14, 2010

deskripsi senja

BY ana IN No comments

langit sore yang kukenal adalah langit yang kaya warna dan selalu temani perjalanan pulangku menuju ke rumah. langit yang selalu kupandang dari dalam angkot dan keindahanya selalu membuatku tergoda untuk mengeluarkan kepala agar dapat melihat lebih jelas. langit sore yang selalu memukau mata manusia dimanapun, kecuali bila sore itu hujan deras.

senja, dengan nama itulah ia biasa dipanggil. sinar matahari yang berada di batas garis terbarat cakrawala seakan tak ingin pergi tanpa kesan yang mendalam, maka ia melukis langit senja. awan-awan yang bentuknya tak beraturan membentuk barisan yang terlihat artistik dan menggoda. terkadang ia terlihat seperti makanan, hewan, atau wajah seseorang di mata orang yang memandangnya. warna biru yang biasanya mendominasi langit di siang hari pun berubah dengan cantiknya. gradasi warna yang ada di langit begitu sempurna dan berujung dengan warna yang paling tua di bagian paling dekat dengan matahari.

ah, andai kau bisa melihatnya. setiap senja tidaklah sama. warnannya selalu istimewa. tak akan kudeskripsikan hanya satu untukmu karena semuanya sama istimewanya bagiku.

-tugas penulisan populer ketika libur lebaran 1431 H-

Monday, June 28, 2010

Materi Pelatihan Calon Penyiar GRI 2

BY ana IN No comments

karena satu dan lain hal, maka saya akan mengeposkan materi yang dipelajari pada acara pelatihan calon penyiar GRI pada tanggal 19 Juni 2010.

Pada bulan Juni 2010 itu memang aku mencoba mempelajari hal baru: cara jadi penyiar yang baik dan benar. Pelatihan ini diakomodir oleh Goodreads Indonesia, salah satu jejaring sosial yang aku ikuti. Selama 3 hari aku dan keempat calon penyiar lainnya mendapatkan materi penyiaran oleh mbak Tristiastini Soetrisno (Tris) yang telah berpengalaman dalam bidang penyiaran di Jerman sana.

Tanpa banyak basa-basi, materi yang saat itu dibagikan akan aku bagi ke kalian. silahkan belajar dan bayangkanlah kalian adalah seorang penyiar!

TALK SHOW RADIO

Pengertian

Radio Talk Show bisa diterjemahkan pertunjukkan berbicara di radio. Karena sifatnya pertunjukkan maka ada unsur hiburan (entertaining). Namun radio talk show sering juga diartikan sebagai Radio Talk. Artinya pembicaraan di radio. Dalam konteks ini unsur hiburan bukanlah menjadi menu yang utama.

Peran Talkshow Radio

Membuka kesempatan untuk mendengarkan kata-kata sang Nara Sumber (Nar Sum) sendiri, nada bicaranya dan karakter pembawaannya.

- Apakah si NarSum sedang tersenyum saat bicara atau apakah suaranya mulai sedikit ragu-ragu atau gelisah?

- Bagi para NarSum, lebih sedikit kemungkinan kata-kata mereka akan disalahartikan, karena mereka menyampaikan sendiri ceritanya langsung kepada pendengar.

Tujuan Talkshow Radio

- Memastikan fakta

- Memperoleh ‘statemen’: Biasanya muncul pernyataan-pernyataan baru dari NarSum.

- Menggali Titik Pandang

- Mendapatkan opini yang representatif.

Caranya dengan bertanya kepada Nara Sumber untuk:

- Meminta Informasi

- Mengklarifikasi suatu hal

- Mengkonfrontasi

Syarat Talkshow yang baik

- Menjawab permasalahan sehingga tujuan tercapai

- Efektif dan efisien

Menjadi Host yang Baik

Peran Pewawancara:

- Pewawancara bertindak sebagai KATALISATOR. Si pewawancara ada untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ingin dan seharusnya diajukan oleh para pendengar.

- Sifat-sifat pribadi yang diperlukan dari seseorang pewawancara radio adalah RASA INGIN TAHU dan PERCAYA DIRI yang akan memungkinkannya bersikap gigih saat bertanya kepada NarSum.

- Membangun hubungan yang baik dengan NarSum. “Saya sangat suka dengan baju yang anda pakai.” Perkataan ini segera menciptakan atmosfir yang nyaman dan santai untuk wawancara.

Syarat Pewawancara yang baik:

- Mempunyai wawasan yang luas

- Dapat berbicara dengan baik (tidak gugup)

- Memiliki Persyaratan Dasar Jurnalistik (balance terhadap opini dan dapat berbahasa dengan baik dan benar)

- Personalitas kuat

- Well Inform dan well educated (Berpengetahuan dan berpendidikan baik)

- Menguasai ‘Body Language’ dengan baik

- Hindari martubasi siaran: kepuasan sendiri semata

Suara Pewawancara:

- Bernada menyenangkan. Membawa rasa persahabatan.

- Alami. Menunjukkan kepribadian pembicara

- Dinamis. Bertenaga dan punya kekuatan, meski barangkali tidak keras

- Ekspresif. Mengungkapkan berbagai arti dan rasa. Tidak monoton.

- Mudah didengar. Cukup keras dan jelas.

Mempersiapkan Talkshow

Sebelum Talkshow

Menentukan fokus:

Anda tidak boleh mengudarakan wawancara yang ngelantur/ tidak terfokus. Jika fokus atau sudut pandang talkshow tidak jelas, maka lakukanlah hal-hal berikut:

- Apakah topik bahasannya atau kah identitas NarSum nya yang akan menarik perhatian pendengar?

- Apakah talkshow tersebut menyajikan sebuah tema yang akan diminati secara khusus atau menyangkut kepentingan umum?

- Apakah akan membahas sebuah topik khusus atau membahas seseorang yang sedang hangat diberitakan?

- Apakah talkshow ini untuk mengungkapkan informasi baru, menjelaskan alasan-alasan konflik ataukah untuk merangkum situasi yang sedang berjalan?

- Berapa lama waktu siar yang layak untuk talkshow ini, mengingat durasi di radio yang sangat terbatas?

Menentukan topik:

Pilihlah topik sesuai dengan keingintahuan pendengar. Perhatikan halaman pertama surat kabar, hal yang baru, human interst, petualangan, konflik, misteri, kisah dramatis dan tragis, hal yang bermanfaat bagi khalayak.

Merencanakan Talkshow

- Berikan pada NarSum kesempatan untuk meluruskan kesalahan-kesalahan penting dalam catatan anda.

- Pastikan NarSum sudah memahami apa yang anda perlukan

- Pastikan semua orang yang terlibat sudah jelas tentang kapan dan dimana suatu peristiwa terjadi.

Perhatikan Tiga Unsur Utama:

- Persiapan

- Pengaturan

- Komunikasi

Persiapan:

- Bagaimana profil pendengar radio?

- Apa judul talkshow ini?

- Mengapa NarSum itu yang dipilih?

- Mengapa mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu?

- Apa yang perlu diketahui tentang si NarSum?

- Apakah harus memiliki daftar NarSum cadangan?

Pengaturan:

- Apakah talkshow akan lebih efektif jika disiarkan di ruang terbuka?

- Apakah perlu memesan peralatan khusus?

- Apa saja yang harus dilakukan untuk memastikan diperolehnya hasil suara terbaik?

- Apakah harus memiliki fokus bahasan alternatif?

Komunikasi:

- Buatlah kontrak dengan NarSum tentang aturan-aturan yang ditetapkan.

- Dengarkan dan perhatikan cara NarSum berkomunikasi. Apakah ia cocok untuk program siaran langsung?

- Jangan terlalu menyerang NarSum pada kontak pertama

- Mintalah izin kepada kedua belah pihak NarSum jika berencana membuat talkshow soal konflik

Langkah-langkah Persiapan Talkshow

- Riset materi: Agar pertanyaan mengarah.

- Menyusun struktur wawancara: Skala prioritas pertanyaan.

- Merancang ‘Questions Route’

- Menyiapkan peralatan.

- Menyusun Run down

- Membuat promo

Sebelum On Air

- Ice breaking supaya tidak demam mike bagi NarSum dan mencairkan suasana

- Jelaskan Run down

- Jelaskan alurnya

Pada saat On Air

- Beritahu kepada NarSum akan on air

- On Air: Opening Tune

- Salam dan sampaikan inti masalah yang akan dibahas

- Perkenalkan kepada pendengar nasa sumber yang hadir dan sebutkan jabatannya sambil mengucapkan salam

- Mulailah dengan pertanyaan awal yang mudah

- Lakukan wawancara hingga selesai

Pada saat wawancara berlangsung

1. Hormati nara sumber

- Hargai dan hormati NarSum tanpa apriori

- Berseberangan dengan NarSum namun tidak extrem dan tetap etis

- Gunakan logika dan norma tanpa memenangkan salah satu pihak

- Pewawancara bukan menginterogasi NarSum

- Stay cool dan jangan terbawa arus

- Kritis dan Skeptis

- Boleh berdebat untuk melontarkan argumen yang dapat dipertanggungjawabkan namun

- Bukan debat kusir

2. Pewawancara sejajar dengan NarSum

- Karena dia wakil publik jadi jangan berhamba sahaya terhadap NarSum

- Dengan posisi seperti itu kita dapat menanyakan hal penting, valid dan meminta jawaban yang jujur. Pewawancara lah kendali jalannya talkshow.

3. Tidak perlu bergumam pada saat mendengarkan NarSum: Ya ya, he’ eh.
4. Seringlah mengulang nama, jabatan NarSum.
5. Jangan salah menyebut nama atau jabatan NarSum.

Mengakhiri Talkshow

1. Waktu talkshow sudah berakhir

Dengan lugas ingatkan NarSum bahwa: Waktunya sempit dan waktu juga yang memisahkan kita, sehingga wawancara mau tidak mau harus diakhiri.

2. Lemparkan lelucon segar/ plesetan

Buatlah kesan baik menjelang akhir wawancara dengan membuatnya tertawa kecil, dan ini menjadi salah satu waktu yang tepat untuk mengakhiri wawancara.

3. Jadikan jawaban NarSum sebagai penutup

Dimana kira-kira jawaban NarSum yang menarik untuk bisa dikutip dan mengakhiri talkshow.

4. Ajukan pertanyaan tertutup yang menghendaki jawaban singkat

Setelah jawaban singkat NarSum selesai, akhirilah wawancara. Ini juga sekaligus menegaskan pendapat NarSum tersebut.

5. Kesimpulan singkat bersama

Mengakhiri wawancara dengan didahului mencapai kesimpulan singkat (bersama NarSum) setelah menginformasikan sebelumnya dengan NarSum. Setelah NarSum membenarkan, atau menambah sedikit kesimpulan lagi, segeralah berpamitan untuk mengakhiri wawancara.

Apakah perlu kesimpulan?

Sebaiknya, tidak usah! Bebaskan pendengar menyimpulkan sendiri talkshow kita dengan pemahaman masing-masing.

Jangan paksa pendengar untuk mengikuti jalan pikiran kita!

6. Setelah NarSum mengucapkan suatu jawaban yang meyakinkan hatinya, segera kutip sebagian, lalu akhiri talkshow.


Untuk info, sebenarnya kami berlima, para calon penyiar GRI telah siaran terlebih dahulu sebelum mendapat pelatihan ini. kami siara di RRI Pro 2 (105 FM) setiap hari Minggu di awal bulan. (sekalian promosi :P)

Thursday, January 21, 2010

Sastra Sejarah

BY ana IN 1 comment

Aku mempelajari ini di semester pertamaku. Sastra sejarah yang kupelajari berada dalam kajian filologi (sastra klasik) dan membahas tentang karya sastra nusantara dahulu, saat bangsa asing belum masuk wilayah negara ini. Saat itu program saya, yang terbagi menjadi 2 kelas, dibagi lagi menjadi 18 kelompok dari 9 kategori. Salah satunya adalah sastra sejarah.

Dari awal aku telah tertarik dengan cerita fiksi (fantasi) dan lama kelamaan aku mengerti bahwa yang fiksi yang menarik tak harus selalui fantasi, namun yang terdapat unsur fakta dan sejarah didalam cerita justru akan membuatnya semakin menarik. Karena itulah dalam tugas filologi saat itu aku memilih untuk mengkaji sastra sejarah.

Dari 2 pilihan subjek kajian, kelompokku mendapatkan subjek sastra yang berjudul: Hikayat Iskandar Zulkarnain. Awalnya agak kaget juga karena bahan yang dibaca sangat tebal dan terdiri dari 3 buku. Namun akhirnya selesai juga dengan membagi bahan-bahan kajian itu menjadi beberapa porsi yang di pegang oleh 3 orang dalam satu kelompok (termasuk aku).

Saya tak akan membahas tentang kodikologi naskah hikayat tersebut, namun saya akan menguraikan sedikit dari hikayat tersebut yang berkaitan tentang fakta. Suatu karya sastra dapat dikategorikan sebagai sastra sejarah karena memiliki 2 bagian utama, yaitu bagian yang mengandung fakta atau sejarah dan bagian yang fiksi atau khayalan semata.
Setelah dikaji, di dalam Hikayat Iskandar Zulkarnain memang terdapat beberapa bagian yang bisa dianggap sejarah, misalnya silsilah raja-raja di Jawa pada khususnya dan raja-raja Eropa. Ditambah lagi, sebagian besar cerita dalam hikayat ini adalah cerita perjalanan Raja Iskandar Zulkarnain (Eropa: Alexander the Great) dalam menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru dunia. Silsilah raja dan penyebaran agama Islam di seluruh dunia merupakan subjek yang bisa diteliti dan dikaji lebih dalam untuk memperoleh bukti fakta keterlibatan Raja Iskandar ini, mungkin itu sebabnya Liaw Yock Fang mengkategorikan hikayat ini sebagai salah satu sastra sejarah walaupun aspek fiksi yang bersifat gaib juga cukup banyak dipakai di hikayat ini.

Saya amat menikmati saat mengerjakan tugas ini. Selain membaca sebuah karya sastra yang menarik, saya juga mendapat pengetahuan sejarah yang cukup relevan setelah selesai membacanya. Tetapi saya juga merasa kurang puas karena sejarah yang terkandung dalam karya sastra itu sudah berlalu begitu lama (lampau) sehingga sangat sedikit buku-buku dan rujukan tambahan yang dapat mendukung atau mengkaji ulang berbagai aspek hikayat tersebut.