Dengan semakin banyaknya orang yang sadar akan pentingnya investasi, makin banyak pula bentuk dan pilihan yang terlihat menggiurkan untuk melipatgandakan uang Anda. Banyak dari perusahaan ini yang memang baru saja berdiri karena memang bergerak di bidang-bidang baru seperti teknologi, tetapi banyak pula yang hanya memanfaatkan kurangnya informasi untuk memindahkan uang investor ke kantong pemilik invetasi bodong. Salam satu bentuk investasi yang patut diwaspadai adalah yang menggunakan skema Ponzi.
Skema Ponzi sendiri mendapatkan namanya dari seorang lelaki Italia bernama M Carlos Ponzi. Ia menemukan sebuah gagasan ‘investasi’ yang menjanjikan keuntungan 100% dalam waktu singkat. Kenyataannya, ‘investasi’ yang dijanjikannya hanyalah penipuan belaka. Meskipun kebohongan skema ini sudah terbongkar, masih banyak orang yang menggunakan cara ini untuk mendapatkan uang secara cepat. Berikut adalah empat ciri investasi yang menggunakan skema Ponzi.
1.
Menjajanikan
keuntungan yang besar dalam waktu singkat
Jujur saja, tak pernah ada seorang pun investor yang menolak
saat ditawari keuntungan yang berlipat ganda bukan? Baik investor baru maupun
yang kawakan pasti mempunyai tujuan yang sama, lebih kaya. Iming-iming inilah
yang menjadi senjata utama para fraud investor untuk menjaring ‘mangsa’nya.
Dengan sedikit bumbu dan kelihaian menyusun kata-kata, iming-iming ini akan
mengaburkan sikap jeli Anda untuk terlebih dahulu meneliti perusahaan investasi
tersebut. SIkap berhati-hati inilah yang harus dibangun saat diprospek oleh
marketing investasi.
Pada dasarnya, jarang sekali ada investasi yang bisa
menjanjikan keuntungan yang besar dalam waktu singkat. Hal ini tentu tergantung
dengan kondisi pasar saham dan perekonomian dunia yang sering sekali tidak
stabil dan rentan terhadap perubahan. Investor yang tangguh adalah orang yang
mampu bertahan di atas semua itu, serta tetap bersabar dengan terus mengambil
langkah-langkah strategis ketika nilai investasinya tengah menurun. Jadi,
jangan mudah tergiur dengan janji-janji manis yang bisa jadi justru merugikan
di masa depan!
2.
Tidak Ada Informasi
yang Jelas Mengenai Produk Investasi
Pada umumnya, Investasi yang menggunakan skema Ponzi hampir
tidak memiliki produk untuk dijual karena sumber keuntungan mereka memang tidak
tergantung pada hal itu. Kalaupun ada, produknya biasanya terkesan ‘asal jadi’
dengan harga selangit karena memang tidak dibuat untuk disebarluaskan ke
masyarakat.
Telitilah mengenai produk yang menjadi tumpuan sebuah
perusahaan sebelum Anda menginvestasikan uang di dalamnya. Periksa kualitas,
manfaat, dan hal-hal lain terkait strategi pemasarannya yang membuat produk
tersebut memiliki kekuatan di tengah pesaingnya. Waspadai bila Anda menemukan
kejanggalan dalam produk perusahaan investasi tersebut, dan agar lebih yakin,
lakukan tes produk agar mendapat perbandingan antara penjelasan marketing
investasi dan pengamatan langsung.
3.
Perusahaan investasi tidak terdaftar secara resmi di Bapepam
Dengan bentuk penipuan yang sudah jelas terkuak, sebuah perusahaan yang menggunakan sema Ponzi akan sangat kesulitan untuk mendaftarkan dirinya ke Bapapem (Badan Pengawas Pasar Modal). Tak adanya pembukuan keuangan yang jelas dan sah, serta deskripsi produk yang buruk menjadi faktor yang jelas akan menjegal perusahaan seperti ini mendapatkan lisensi dari Bapepam. Bila sudah jelas tak terdaftar, silakan langsung batalkan rencana Anda berinvestasi di perusahaan tersebut. Bila tetap nekat, tentu risiko mendulang keuntungan dan menuai kegagalan akan semakin besar.
Dengan bentuk penipuan yang sudah jelas terkuak, sebuah perusahaan yang menggunakan sema Ponzi akan sangat kesulitan untuk mendaftarkan dirinya ke Bapapem (Badan Pengawas Pasar Modal). Tak adanya pembukuan keuangan yang jelas dan sah, serta deskripsi produk yang buruk menjadi faktor yang jelas akan menjegal perusahaan seperti ini mendapatkan lisensi dari Bapepam. Bila sudah jelas tak terdaftar, silakan langsung batalkan rencana Anda berinvestasi di perusahaan tersebut. Bila tetap nekat, tentu risiko mendulang keuntungan dan menuai kegagalan akan semakin besar.
4.
Member Get Member dengan Dana Awal yang Tinggi
Sejalan dengan tidak jelasnya deskripsi dan pemasaran produk,
investasi berskema Ponzi akan menarik uang pendaftaran yang cukup banyak dari
investor barunya. Mereka pun menyemangati para investor baru untuk mengajak
sebanyak mungkin orang untuk bergabung dan ikut berinvestasi di perusahaan
tersebut, dengan iming-iming fee/bonus investasi akan semakin besar bila bisa
mengajak banyak orang untuk ikut berinvestasi dan membayar uang pendaftaran.
Inilah modus operandi invetasi berskema Ponzi. Uang member
yang baru bergabung akan digunakan untuk membayar ‘hasil investasi’ member lama
dan fee member yang merekutnya. Tak ada uang yang berfungsi sebagai modal dan
digunakan untuk mengembangkan bisnis. Yang ada hanya mengembangkan jaringan dan
mengumpulan uang untuk membayar ‘hasil investasi’ member lama dan ujungnya
pasti akan selalu merugikan member baru.
5.
Menjerat Investor
Baru dengan berbagai Acara Mewah
Para pelaku investasi Ponzi yang sudah mengetahui bagaimana bisnis ini bekerja biasanya hanya memiliki dua pilihan, berhenti atau melanjutkannya dengan sungguh-sungguh. Saat sudah mengetahui penipuan di balik cara kerja sistem ini, seorang investor yang terjebak harus merelakan uang yang sudah dibayarkannya untuk menghentikan penipuan pada orang lain demi mendapakan sedikit fee. Sebaliknya, ia pun juga bisa melanjutkannya dengan kembali menipu banyak orang agar menjadi investor, membayar uang pendaftaran, agar perekrut mendapat banyak fee.
Tentu saja hal ini tidaklah mudah. Maka, agar orang-orang percaya dan mengikuti ajakannya, seorang perekrut akan menyebarkan foto-foto ‘keberhasilan’ dan ‘kekayaannya’ berkat investasi tersebut dan mengadakan acara-acara mewah yang mengesankan berlimpahnya uang yang dimiliki oleh perusahaan dan investornya. Melihat serangan bertubi-tubi seperti itu, kewaspadaan seseorang untuk meneliti sebuah investasi bisa saja mengendur, lalu dengan sukarela membayar uang pendaftaran yang cukup besar demi mendapatkan imbalan yang berkali-lipat lebihnya.
Para pelaku investasi Ponzi yang sudah mengetahui bagaimana bisnis ini bekerja biasanya hanya memiliki dua pilihan, berhenti atau melanjutkannya dengan sungguh-sungguh. Saat sudah mengetahui penipuan di balik cara kerja sistem ini, seorang investor yang terjebak harus merelakan uang yang sudah dibayarkannya untuk menghentikan penipuan pada orang lain demi mendapakan sedikit fee. Sebaliknya, ia pun juga bisa melanjutkannya dengan kembali menipu banyak orang agar menjadi investor, membayar uang pendaftaran, agar perekrut mendapat banyak fee.
Tentu saja hal ini tidaklah mudah. Maka, agar orang-orang percaya dan mengikuti ajakannya, seorang perekrut akan menyebarkan foto-foto ‘keberhasilan’ dan ‘kekayaannya’ berkat investasi tersebut dan mengadakan acara-acara mewah yang mengesankan berlimpahnya uang yang dimiliki oleh perusahaan dan investornya. Melihat serangan bertubi-tubi seperti itu, kewaspadaan seseorang untuk meneliti sebuah investasi bisa saja mengendur, lalu dengan sukarela membayar uang pendaftaran yang cukup besar demi mendapatkan imbalan yang berkali-lipat lebihnya.
Demikian
beberapa hal yang bisa Anda gunakan untuk mengidentifikasi sebuah investasi
berskema Ponzi. Untuk menghindari jeratannya, intinya adalah jangan mudah
tergiur dan teruslah menjaga kewaspadaan dan ketelitian sebelum memutuskan
beinvestasi di satu tempat. Dan bila
menemukan investasi Ponzi, laporkanlah ke pihak berwenang, seperti OJK agar tak
jatuh lebih banyak korban dari penipuan semacam ini.
Tulisan di atas adalah artikel pesanan yang tidak jadi dipakai,
jadi aku posting di sini daripada cuma mengendap di komputerku.
Enjoy.