Pada
tanggal 2 Maret 2013, kelas Sastra Anak tahun ajaran 2012/2013 yang diasuh Ibu
Riris dan Ibu Ratna mengadakan kuliah lapangan ke perpustakaan yang menyediakan
buku anak. Perpustakaan yang dikunjungi adalah milik Yayasan Pustaka Kelana.
Yayasan Pustaka Kelana terletak di Jakarta Timur, tepatnya di Jl. Kelapa no. 2
Rawamangun. Bangunannya berupa rumah yang berada persis di tengah pemukiman
warga sehingga mudah dijangkau oleh anak-anak di sekitar.
Kegiatan
membaca masih merupakan kegiatan positif yang belum cukup dibudayakan di
masyarakat Indonesia, khususnya oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Pada
masyarakat kelas ini, buku bukan merupakan kebutuhan utama, mereka masih
memprioritaskan kebutuhan sandang dan pangan. Umumnya, dengan ketiadaan buku
sebagai sarana pembelajaran, televisi menjadi sahabat utama dan objek yang
ditiru oleh sang anak. Orang tua yang sibuk mencari nafkah kerap kali meninggalkan
anak hanya sengan televisi dengan tujuan utama agar anak tidak rewel.
Kebanyakan orang tua tidak terlalu peduli kandungan moral apa saja yang
disuguhkan pada program-program di televisi, baik positif atau negatif yang
kemudian ditiru anak dan menjadi sikap dan kepribadiannya.
Buku
adalah jendela dunia, inilah yang diyakini oleh para pendiri Yayasan Pustaka
Kelana. Ibu Sitti Nasti Reksodiputro, salah satu pendiri yayasan
ini yang juga merupakan dosen Universitas Indonesia yang telah pensiun tahun 1992,
mengatakan bahwa tanpa membaca anak-anak yang dilahirkan dari keluarga yang
kurang mampu tidak akan mengalami kemajuan. Dengan membaca, anak akan
mengetahui bahwa ada banyak kesempatan di luar sana, kehidupan yang sama sekali
berbeda, kehidupan yang lebih baik keadaannya dari yang ia jalani sekarang
sehingga ia terus terpacu untuk berinovasi dan berprestasi.
Pada tahun 1995, Sitti Nasti Reksodipurwo, Riries K Toha
Sarumpaet, dan beberapa rekan mereka yang lain mendirikan yayasan ini
berdasarkan pemikiran tersebut. Yayasan ini berdiri dengan sama sekali tidak
memikirkan profit materi, yang diakui bahwa dalam hal materi mereka selalu
merugi untuk membiayai operasional yayasan ini, tetapi mereka yakin akan adanya
keuntungan yang lebih besar dari materi, yakni masa depan anak yang menjadi
lebih baik. Yayasan Pustaka Kelana mendapatkan buku-bukunya dari sumbangan
penerbit, perseorangan, dan kelompok
masyarakat baik dari dalam maupun luar negeri. Tidak heran jika dalam koleksi
perpustakaan ini ditemukan buku yang berbahasa (dan diterbitkan oleh) Inggris,
Jepang atau Swedia. Yayasan ini juga mendapat bantuan operasional mobil melalui
program kerjasama dengan perusahaan dalam dan luar negeri.
Yayasan Pustaka Kelana yang terletak di tengah pemukiman
warga ini tidak hanya mempunyai koleksi buku anak saja, mereka pun menyediakan
bacaan untuk para orangtua, guru, serta remaja. Koleksi buku anak umumnya
berupa buku-buku cerita, novel, dan komik,buku pelajaran tidak termasuk. Untuk
guru dan orangtua, disediakan ensiklopedi, buku psikologi anak, panduanm
mengajar, dan bacaan ringan seperti novel dan majalah. Di ruangan terpisah,
latai kedua markas yayasan ini, terdapat koleksi untuk remaja dan dewasa yang
berupa fiksi, non-fiksi, dan majalah. Untuk bahan bacaan anak, Pustaka Kelana
tidak serta merta meloloskan semua buku anak, namun ada tahap penyeleksian akan
konten isi untuk mengatahui kualitas bacaan.
Saat ini, Yayasan Pustaka Kelana telah menjalankan beberapa
program. Pertama, meminjamkan sekotak buku ke sekolah. Satu kotak buku yang
umumnya berisi 100 buku dipinjamkan ke sekolah-sekolah dasar sebagai tambahan
koleksi perpustakaan sekolah selama satu bulan. Setelah sebulan, kotak buku ini
akan diambil kembali dan diganti dengan kotak baru yang koleksinya berbeda dari
yang sebelumnya. Kedua, tas buku. Sebuah tas buku yang berisi 20 buku bisa
dipinjamkan kepada yang ingin, baik perseorangan maupun kelompok untuk dibaca
selama sebulan dengan biaya 100 ribu rupiah. Program ketiga adalah Program
Cinta Membaca. Program ini boleh diikuti oleh siapa saja, baik siswa SD hingga
SMA. Program ini dilakukan dua kali dalam setahun. Caranya, dengan mendaftar ke
yayasan ini, lalu akan diberikan sebuah kartu yang berisi hal-hal yang harus
dibaca dan dilakukan selama tiga bulan kedepan. Bila semua tugas di kertas
telah dipenuhi, maka peserta program ini bisa ikut dalam kunjungan lapangan
yang diadakan Yayasan Pustaka Kelana.
Para pengunjung perpustakaan Yayasan Pustaka Kelana tidak dikenakan biaya bila ingin membaca di tempat. Namun, apabila pengunjung ingin meminjam, diharuskan mendaftar menjadi anggota dahulu dan membayar iuran untuk dua bulan. Besaran iurannya tidak banyak, yakni Rp5000/anak dan Rp10000 untuk orang dewasa. Saat ini, Pustaka Kelana masih sangat membutuhkan partisi aktif dari para relawan yang ingin membantu kelangsungan operasi yayasan. Bentuk bantuan dapat berupa materi ataupun tenaga. Dalam bentuk tenaga, relawan dapat berperan sebagai pendongeng, pustakawan, admin web, maupun tenaga operasional lainnya yang tidak dituntut untuk datang secara rutin.
Para pengunjung perpustakaan Yayasan Pustaka Kelana tidak dikenakan biaya bila ingin membaca di tempat. Namun, apabila pengunjung ingin meminjam, diharuskan mendaftar menjadi anggota dahulu dan membayar iuran untuk dua bulan. Besaran iurannya tidak banyak, yakni Rp5000/anak dan Rp10000 untuk orang dewasa. Saat ini, Pustaka Kelana masih sangat membutuhkan partisi aktif dari para relawan yang ingin membantu kelangsungan operasi yayasan. Bentuk bantuan dapat berupa materi ataupun tenaga. Dalam bentuk tenaga, relawan dapat berperan sebagai pendongeng, pustakawan, admin web, maupun tenaga operasional lainnya yang tidak dituntut untuk datang secara rutin.
Seusai
penjelasan formal, para mahasiswa Sastra Anak lantas menjelajah markas Yayasan
Pustaka Kelana ini. Beberapa mahasiswa asyik membaca koleksi buku-buku anak,
adapula yang menbaca buku remaja, dan tidak sedikit yang membaur dan bermain
bersama anak-anak yang mengunjungi perpustakaan ini. Selain itu, terlihat
terlihat mahasiswa-mahasiswa yang menawarkan bantuan untuk menjadi tenaga
relawan operasional, menjadi bagian dalam kegiatan kecil yang bisa mengubah nasib
anak-anak menjadi lebih cerah.
ana
lagi-lagi bikin tugas imajiner